Alhamdulillah, hari ini telah berjaya dilalui walaupun banyak ‘perkara’ yang terjadi yang sesungguhnya sungguh menguji kesabaran diri ini. Tidak dinafikan, berada di semester 7 adalah semester yang paling sibuk kurasakan sepanjang pengajianku di bumi Tanjung Malim ini. Kebimbangan, kerisauan, tertekan, terasa hati, sudah menjadi asam garam hidupku di sini. Adatlah bila kita terasa hati atau berjauh hati atau terkecil hati, kerana tanpa kita sedari sebenarnya kita telah melakukan perkara yang sama terhadap orang lain. Di saat-saat mengharapkan teman atau sahabat datang memberi sokongan kepada kita, saat itulah baru ku sedar bahawa aku sebenarnya keseorangan. Semua orang mempunyai masalah tersendiri dan sibuk menguruskan hal masing-masing. Namun, apa yang paling terpahat kuat di sanubari ini ialah,
“Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?, dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu, yang memberatkan punggungmu, dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”
[Al-Insyirah, 1-8]
Sungguh, kalau diikutkan hati, ingin saja aku menjerit dan menangis sepuas-puasnya, namun adakah itu dapat menyelesaikan masalah yang membelenggu diriku ini? Tidak. Sama sekali tidak. Benar, setiap kesulitan yang kita alami itu akan ada kemanisan di akhirnya...Aku perlu berusaha dan yakin dengan ketentuan Tuhan dan kebolehan sendiri. Namun, setelah kita merancang dan melakukan sesuatu itu, Allah jualah yang menentukan. Pada masa itu, berlapang dadalah dan terima seadanya ketentuan itu…
Wallahua’lam.